Kamis, 07 Maret 2013

Aqidah Tidak Pakai Negosiasi

Di saat Rasul SAW  sudah mendapat wahyu dari Allah, beliau mulai merasakan efek dari kalangan sekitarnya,
Beliau sbagai manusia biasa juga merasakan kebingungan dalam hal ini, maka perintah pertama untuk menyebarkan dakwah ini adalah dengan orng-orang yang terdekat dan hidup bersama bliau,
Ktika sudah mulai meluas di kalangan kerabat beliau, maka turunlah perintah langsung dari Allah agar menyerukan dakwah islam secara terang-terangan kepada penduduk mekkah, 
Di saat itu Rasul SAW  berdiri di atas bukit shofa dan mengumpulkan para penduduk mekkah, dan Rasul SAW bekata “ Apakah kalian percaya kepada ku jika aku mengatakan suatu hal yang tidak kamu ketahui, maka mereka berakata’ wahai Muhammd kami belum pernah mendengarmu berbohong selama ini,  trus beliau berkata lagi” sesungguhnya aku membawa peringatan kepada kalian smua” dari sela-sela khalayak keramaian itu, muncullah abu lahab dan brkata dengan lantangnnya, ‘ celakalah kamu muhammad. Hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami disini?, dan dia mngatakan umpatan itu setiap hari kepada nabi Muhammad SAW, sampai turunlah ayat suci Al-Qur’an,
 

1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa.


Dan setelah kejadian itu, kaum kafir quraisy tidak tinggal diam, meraeka mulai siasat barunya dengan menyakiti Rasul SAW, tapi karena Rasul SAW memang pilihan Allah, dan dengan kesabarn beliau yang kuat, cacian dan makian serta hinaan mereka semua itu tidak berefek pada keyakinan Rasul SAW yang sudah kuat dan kokoh itu,
Melihat kekebalan Rasul SAW terhadap apa yang mereka berikan, mereka mulai putus asa, akan tetapi keputus asaan mereka hilang ketika pimpinan mereka berkata “kalo emang kita gak bisa nyakitin Muhammad, gimna kalo kita siksa aja anggotanya” dan ternyata perkataan ini sangat merespon besar bagi mereka yang sudah busuk hatinya,
Mereka mulai menyakiti dan menyiksa orang-orang islam yang lemah, dan memang di saat itu yang banyak memeluk agama islam ini adalah kalangan bawah dari segi financial, tetapi tidak mudah menggulingkan keyakinan seseorng yang sudah tertanam di dalam dagingnya dan sudah mengalir deras di darahnya, banyak dari para sahabat as-sabiqunal awalun memilih mati dari pada meninggalkan agama tauhid yang mulia ini,
Dan melihat hal ini, Allah semakin menguji hambanya, maka yang beriman semakin kuat imannya dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang dulunya kafir memeluk agama islam dengan yakin, karena mereka berfikir “Mengapa mereka berani mati demi mempertahankan keyakinannya, sedangkan kami orang yang menyembah patung dan berhala, tidak akan melakukan hal itu,” dan disisi lain mereka yang smakin bertambah kekufurannya berkata “Memanglah kalian manusia bodoh, coba lihat aja siapa mayoritas pemeluk agama Muhammad, mereka itu kebanyakan kalangan bawah, gak selevel sama kita orng atas”.
Dan setelah para ulama mengkaji kenpa mayoritas pemeluk islam di saat itu adalah orang-orang yang lemah financial, maka dapatlah beberapa kesimpulan:
-         Karena agama islam memang tidak memandang sisi financial di hadapan Allah, semua makhluknya sama, yang membedakan hanyalah iman di hati,
-         Mereka orng yang di bawah, sangat rentan akan suatu hal yang mereka dengar, termasuk kabar tentang datangnya nabi baru yang memberikan keamanan dan jaminan syurga jika mereka beriman, sebab, di masa jahiliyah mereka yang lemah sangat disiksa dan tidak di ayomi dengan baik,
-         Dan ini adalah salah satu isyarat bahwa agama islam tidak didirikan dengan uang, melainkan dengan keikhlasan dalam menyampaikan dakwah,
Hari demi hari, perkembangan islam sangat pesat, dan pemeluknya sudah bnyak, ibarat sang surya menyinari bumi dikala pagi hari, timbul setitik cahaya terang dalam kehidupan ini, yang mana selama ini kejahiliyahan sangat akrab di masyaarakat, perempuan tidak ada harganya, anak di buang dan dibunuh, patung yang tidak memberikan manfaat dan kemudhoratan di sembah, sedikit demi sedikit, mereka mulai melihat cahaya matahari yang sudah bersinar tadi.


Akan tetapi tidak selamanya keindahan itu kita lalui dan tidak selamanya juga kesusahan itu menghantui hidup ini, salah seorng kafir yang bernama ‘Utbah Bin Rabi’ah dan dia berkata kepda kaum quraisy:
“ Wahai kaum quraisy, gimana menurut kalian jika aku pergi menghadap Muhammad dan menanyakan beberapa hal sama dia,”
“Iya gak apa-apa, jumpain aja dia, kita juga udah kewalahan ni”
Dan dengan yakin juga mantab, ‘Utbah Bin Rabi’ah mendatangi Rasul SAW dan berkata:
“Wahai saudaraku, sesungguhnya kamu itu orang yang mulia dan nasabmu juga bagus, tapi belakangan ini aku lihat kamu udah memberikan suatu pukulan terhadap kaum ini, dan kamu sudah memecah belah mereka, jadi aku ke sini mau memberikan beberapa saran, dan semoga kamu memilih dari beberapa saran yang kami berikan ini,”
“silahkan di sampaikan”
“Wahai saudaraku, jika memang agama yang kamu bawa ini agar kamu menjadi orang kaya, maka kami dan seluruh jajaran kami yang orang hartawan akan mengumpulkan uang dan memberikannya cash sama kamu dan kamu menjadi orng terkaya saat ini juga,
Dan jika agama yang kamu bawa ini agar kamu terlihat sebagai orang yang mulia dan agung, kami bersedia memberikan tahta kedudukan yang tertinggi buatmu”
“ sudah selesai wahai ‘Utbah?”
“sudah”
“baik, sekarang dengarkan aku,”
Kemudian Rasul SAW membacakan surah fussilat :


1. Haa Miim.
2. diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
3. kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,
4. yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
5. mereka berkata: "Hati Kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru Kami kepadanya dan telinga Kami ada sumbatan dan antara Kami dan kamu ada dinding, Maka Bekerjalah kamu; Sesungguhnya Kami bekerja (pula)."
6. Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,

Rasul SAW tetap membacakan ayat alqran itu sampai ayat ke 13.


13. jika mereka berpaling Maka Katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".

Dengan spontan ‘Utbah Bin Robi’ah menutup mulut nabi, dan dengan ketakutan dia berkata, “ tolong hentikan ini wahai muhammad”
Ketika ‘Utbah kembali kepda kaum quraisy yang memang sudah menunggunya dan menantikan hasil negosiasi itu, maka mereka berkata;
“gimna hasilnya? “ 
“ waduuh! Baru kali ini saya mendengar kata-kata itu, demi Tuhan, itu bukanlah syair yang seperti kita dendangkan dan bukan sihir dan bukan juga mantera, percaya sama saya.
Jadi saran aku, bagus biarkan aja dia mengembangkan ajarannya itu, karena memang sangat mengerikan kata-kata itu, yakinlah, dan jika dia berhasil maka yang mulia juga seluruh kaum dan bangsa arab, bila perlu dukunglah dia”
“ah! Kamu ini mah udah kena sihirnya Muhammad”
“terserah kalian mau bilang apa, yang penting aku sudah menyampaikan”
Dan kisah lain yang diriwayatkan imam Tabrani besrta Ibnu Katsir dan beberapa ulama lainnya, ada beberapa orng musyrikin di antaranya walid bin mughiroh, ‘ash bin wa’il, mereka datang menghadap Rasul SAW dan memberikan  kekayaan harta mereka dan mereka bersedia memberikan wanita yang  cantik siapapun yang beliau suka, dengan syarat jangan pernah lagi menghina patung-patung mereka, dan membodohkan kebiasaan mereka ini,
Sayangnya nabi Muhammad SAW bukanlah seperti yang mereka kira, nabi Muhammad SAW sangatlah mulia akhlaqnya dan segala tindakannya punya perhitungan, itulah kepribadian baginda Rasul SAW, dengan serta merta Rasul SAW menolak tawaran itu semua,
Tapi mereka sudah menyiapkan beberapa pertanyaan jika kemungkinan itu tdak di terima, dan mereka memberikan saran terakhir,
“kalo ngak gini aja, kamu sembah Tuhan kami sehari trus besoknya Tuhan kamu yang kami sembah, gimana, adil kan?”
Dengan tegas Rasul SAW menolak lalu turunlah surah al-kafirun yang berbunyi: 


1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Memang Allah sangat memuliakan agama islam ini, dan ini adalah agama penyempurna dari agama samawi terdahulu, dan karena agama islam sudah sempurna jadi tdak ada lagi agama yang benar setelah munculnya agama islam.
Sekiranya Rasul SAW menerima dari beberapa saran kaum kafir itu, laksana islam sudah lenyap saat ini, karena harta jabatan dan wanita tidaklah menjadikan seseorng mulia, melainkan hanya iman di hati inilah yang membuat seseorng itu mulia, bukan yang lain, dan satu lagi yang perlu di garis bawahi, sekiranya nabi Muhammad SAW menyetujui untuk menyembah berhala sehari dan menyembah Allah sekali dengan harapan bertahap yang nantinya akan menyembah Allah setiap hari, itu tidak akan berhasil, karena ini menyangkut aqidah dan aqidah tidak pake negosiasi, jika iya maka iya dan jika tidak maka tidak, akan tetapi selain hal aqidah, seperti hukum minum khamar misalnya, nah disitu tidak mengapa bertahap karena bukan masalah aqidah dan terbukti sekarang, agama berhasil mengharamkan khamar,
Wallahu a’lam, 

Syarief_Jo.

Kamis, 21 Februari 2013

Air Mata Baginda Rasul SAW


    Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

    Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

    Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

    Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

    "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

    Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

    Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

    "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

    "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

    Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

    Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

    Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.